SEMOGA BLOG INI BERMANFAAT BAGI SEMUA PENGUNJUNG

Monday 1 December 2014

Kisah Terbentuknya EnDanK SoeKaMti


Yogyakarta, salah satu kota di Indonesia yang memang mempunyai jiwa seni dan budaya yang sangat kental, tidak terkecuali musik. Banyak sekali musisi hebat dengan skala nasional maupun internasional berasal dari kota Gudeg ini. Salah satunya adalah grup band Endank Soekamti. Grup band yang beranggotakan Erick (vokal/bas), Dory (vokal/gitar) dan Ary (drum/perkusi) ini terbentuk pada tanggal 1 Januari 2001 di Yogyakarta.

Jika ditilik dari lika-liku perjalanan karir grup band ini memang patut diberikan acungan jempol. Bagaimana tidak, terbentuknya saja berawal dari keisengan Erick untuk memikat gadis pujaan hati dengan nge-jam di sebuah acara pesta untuk merayakan malam pergantian tahun temannya. Tidak terpikir oleh mereka untuk membentuk sebuah band yang benar-benar bisa dijadikan sebagai jalan hidup mereka. Sebenarnya, pada saat mereka nge-jam, Erick mengajak tiga temannya. Selain Erick, Dory dan Ary, dulu ada yang namanya Ulok. Waktu Endank Soekamti nge-jam posisi vokalis diisi oleh si Ulok itu, namun, melihat Ulok tidak mumpuni untuk mengisi vokal Endank Soekamti, jadinya Erick, Dory dan Ary tidak setuju jika vokalis band ini diisi oleh Ulok. Mereka menganggap wajah dan karakter suaranya Ulok tidak menjual dan akhirnya sekarang Ulok menjadi Road Manager di Endank Soekamti.

Setelah nge-jam pada acara tahun baru itu, lama kelamaan mereka menjadi ketagihan untuk ngeband. Sebenernya nama grup itu sendiri adalah hasil perpaduan dari kata ‘Endang’ dan ‘Soekamti’. Jika diibaratkan dalam filosofi Cina, Endank Soekamti adalah yin dan yang. Endank merepresentasikan sisi positif, sedangkan Soekamti kebalikannya. Penggabungan keduanya bisa menciptakan keseimbangan. Endank diambil dari nama mantan pacar Ary yang cantik dan lembut, sementara Soekamti adalah nama guru bahasa Indonesia Erick saat duduk di bangku Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta. Kedua nama itu meninggalkan kesan mendalam bagi keduanya. "Bu Soekamti itu guru yang paling galak. Gara-gara beliaulah aku nggak lulus sekolah," kata Erick. Meski sepertinya tidak marketable, sesunggguhnya nama itu mengandung hoki. Erick juga sangat terobsesi punya band namanya Soekamti. Tidak salah memang mereka memberi nama grup mereka dengan nama Endank Soekamti, hokinya, mereka bisa eksis di kancah blantika musik Indonesia sampai saat ini.


Awal Kesuksesan Endank Soekamti
Merasa percaya diri dengan skill masing-masing personil, dengan modal nekat Endank Soekamti mengikuti sebuah event musik di sebuah universitas swasta di Kaliurang. Pada waktu itu, itu adalah event pencarian bakat musik band NETRAL. Percaya diri mereka bertambah karena pada waktu itu belum banyak band-band dengan aliran-aliran musik seperti mereka (rock). Namun sayangnya, mereka belum berhasil di acara tersebut yang membuat Erick sangat kecewa dan membuatnya trauma untuk mengikuti acara-acara sejenis.



Tidak ambil pusing, Erick segera melupakan kejadian tersebut. Untuk melupakan sakit hatinya, Erick membuat sebuah lagu berjudul Tunggu Sebentar yang digarap bersama Ary dan Dory untuk selanjutnya dimasukkan dalam acara G-Indie radio Geronimo FM. Setelah mengirim demo lagu Tunggu Sebentar, hari-hari selanjutnya, tiga personel Endank Soekamti bersama teman-teman yang lain rajin me-request lagu mereka sendiri, tapi dengan nama samaran, untuk diputar di acara musik G-Indie. Alasannya simpel, supaya lagu mereka cepat dikenal. Mereka berhasil membuat gebrakan di G-Indie karena karakter lagu mereka yang khas rock. Saking banyak yang me-request lagu mereka, mereka sampai di undang interview oleh radio Geronimo FM. Mereka tidak menyangka bahwa mereka bisa diundang oleh radio tersebut. Tidak bisa dibayangkan kegembiraan mereka saat itu ketika diundang interview oleh Geronimo FM.

Nama Endank Soekamti seperti terkenal mendadak setelah lagu mereka menjadi hits di Radio Geronimo FM. Mereka diundang bermain dari satu tempat ke tempat yang lain dan menjadikan nama mereka menjadi bertambah tenar. GM Production melihat kreatifitas dan ciri khas yang berbeda dari Endank Soekamti dan mengajak Endank Soekamti untuk bergabung dengan GM Production. Bayarannya tidak terlalu besar di setiap eventnya. Mereka hanya dibayar Rp. 100.000 – Rp. 200.000 untuk setiap penampilan mereka. Mereka belum berpikir untuk mencari uang sebanyak-banyaknya, yang penting mereka bisa menyalurkan hobi mereka bermain musik di depan orang banyak.

Meraih Mimpi Erick, Ary dan Dory
Dalam perjalanannya, personil Endank Soekamti sering nongkrong bersama personil SEVENTEEN di Apokat Nation. Kedua band itu sering membuat lagu bersama disana. Sampai pada akhirnya SEVENTEEN menandatangani kontrak dengan label UNIVERSAL. Semangat mengikuti jejak SEVENTEEN terus membara, personil Endank Soekamti seperti terpacu untuk terus berkreatifitas untuk membuat lagu. Sebagaimana layaknya band-band pemula, Endank Soekamti pun mengalami kesulitan saat menawarkan demo album mereka. Dengan link yang ada, mereka mencoba untuk menjalin relasi dengan siapa saja, termasuk Bonky BIP. Saat itu Bongky BIP tengah mencari band-band alternatif dan sempat melirik Endank Soekamti, namun hasilnya nihil karena tidak ada kelanjutan dari Bongky BIP.

Baru setelah bertemu Pongky Jikustik, nasib Endank Soekamti menjadi beranjak. Mereka diajak membuat album disebuah studio produksi baru milik Ponky. Lalu mereka melakukan kontrak dengan Proton Record milik vokalis Jikustik itu. Album perdana mereka "Kelas 1" sukses di pasaran. Tak kurang dari 75.000 kopi kaset habis terjual. Tembang andalan "Bau Mulut" sering menduduki top chart di stasiun-stasiun radio di Indonesia. Keluarnya album pertama ini didanai oleh sebuah lembaga pendidikan, Primagama.

Setelah single “Bau Mulut” menjadi hits, mereka diundang bermain di berbagai pensi di Jakarta. Mereka meninggalkan rasa malu dan gengsi mereka, setiap ada pensi, pasti mereka menyetujuinya. Namun tidak seperti band-band tenar lainnya, di Jakarta mereka menginap di Gedung Utama Primagama bersama para kru. Selama kurang lebih satu tahun mereka berada disana. Suka duka banyak mereka alami, disaat lagu mereka sedang booming di Jakarta, mereka mendapatkan musibah kecelakaan. Ada juga cerita dimana pensi tempat mereka unjuk gigi sangat sepi. Saking seringnya mereka bermain di acara pensi, Endank Soekamti pernah dijuluki sebagai The King Of Pensi, sampai pada akhirnya mereka di kontrak oleh label Warner Musik Indonesia.

Pertengahan tahun 2005 lalu, Endank Soekamti melempar album keduanya berjudul Pejantan Tambun yang sudah di bawah major label Warner Musik Indonesia. Di album kedua itu, grup ini akan mencoba untuk mengaransemen lagu-lagunya dengan sound yang dijanjikan lebih spesifik, berikut coba berimprovisasi dengan chord-chord minor. Sehingga, akan lebih ‘Endang Soekamti banget’. Soekamti style, demikian mereka mengistilahkan aliran musik Endank Soekamti. Musik mereka berbasiskan rock, namun dimasukkan juga nuansa punk, metal, pop, hingga reggae di dalamnya. System of A Down, Metallica, No Doubt, Blink serta The Beatles adalah beberapa grup musik yang ikut mempengaruhi warna musik mereka. Apa yang dirasakan akan mereka tulis menjadi lagu. Itu yang mendasari lagu-lagu Endank Soekamti di album yang kedua ini. Karena itu, mereka memilih topik-topik sederhana namun jujur, yang beranjak dari pengalaman sehari-hari dan juga teman-teman mereka.

Di tahun 2007, mereka merilis album ketiga dengan judul SSSTTT!!!. Album yang penuh eksperimen direkam dan di-mixing sendiri di rumah dengan alat sederhana. Mereka menambah pendewasaan lagu tanpa mengurangi ciri khas mereka yang sedikit nakal. Sound yang dihasilkan pun bisa dipertanggungjawabkan. Sound di album ketigalah inilah yang dianggap mereka paling matang. Di album ketiga ini mereka juga ingin membuktikan kami termasuk band yang survive dan eksis. Musik yang dipersembahkan Endank Soekamti adalah musik ‘easy listening’, enak didengar. Musik adalah irama, seperti makanan bagi manusia. Karenanya, Endank Soekamti tidak ingin musik yang ‘garing’. Ibarat obat, musik mereka berkewajiban menyemangati, mengajak optimistis dan bergembira bersama ‘Kamti’s Family’ (sebutan bagi fans Endank Soekamti).

Menurut Erick, inilah prestasi yang paling luar biasa. Melempar tiga album ke pasar bukanlah sesuatu yang mudah. Jika terjadi ketidakcocokan ataupun kesalahpahaman, maka harus dicari jalan keluarnya dulu. Bagaimana kita juga harus mengerti kepada siapa segmen kita, apakah penggemar kita akan bisa menerima hasil karya yang sudah kita buat. Membuat sebuah album sebenarnya tidak susah, asalkan kita punya uang cukup, kita bisa me-record dan menyebarluaskannya. Tapi Endank Soekamti tidak seperti itu. Mereka harus memahami dan bisa menyatukan idealisme bermusik Endank Soekamti, keinginan penggemar dan bagaimana cara band itu masuk ke distributor dan label rekaman itu.

Sukses dan Prinsip Endank Soekamti
Sampai saat ini, Endank Soekamti tidak pernah berpikir kalau sekarang sudah bisa sukses. Bagi mereka, kunci suksesnya adalah semangat dan terus berkreatifitas. Semangat untuk membuat lebih daripada yang lain, semangat untuk memperbaiki hidup dan semangat untuk membahagiakan keluarga. Di lain sisi, kreatifitas mereka harus tetap dijaga, kalau kreatifitas mereka tidaka ada, mereka tidak akan bisa membuat musik yang berkualitas, sedangkan mereka hidup dari bermusik. Mereka membuat pengalaman mereka dan melihat band-band lain sebagai pelajaran.

Dalam manajemen Endank Soekamti, mereka sudah dua kali berganti manajemen. Selain Erick, Dory dan Ary, masih banyak orang didalam manajemen Endank Soekamti untuk yang membuat Endank Soekamti tetap hidup. Endank Soekamti menerapkan bahwa Endank Soekamti bukan hanya sekedar band, namun Endank Soekamti adalah sebuah perusahaan. Banyak produk yang mereka bisa jual selain band, seperti lagu (Kaset dan CD), Ring Back Tone (RBT), merchaindise Endank Soekamti, Radio Soekamti, dan studio musik. Dari sini Endank Soekamti bisa hidup. Contohnya saja, untuk menyewa studio rekaman samoai sudah jadi album siap edar, dibutuhkan dana sebesar Rp. 20.000.000,-. Untuk setiap manggung, personil Endank Soekamti mendapatkan Rp. 1.500.000,-. Belum lagi ditambah pemasukan lagu, RBT, dan merchaindise yang mereka jual.

Endank Soekamti akan tetap dikembangkan terus dan tidak akan berhenti disana saja hingga nanti akhirnya Endank Soekamti menjadi sebuah brand. Makanya, Endank Soekamti mendirikan perusahaan teresebut. Apalagi dijaman musik Industri Label seperti ini, semua produk ditentukan oleh perusahaan. Produk yang dihasilkan akan dimainkan oleh perusahaan, dijual kemana-mana yang akhirnya akan membuat idealisme bermusik hilang dan hanya akan mengikuti musikalitas pasar. Disaat pasar sedang booming lagu-lagu Melayu, maka yang lain akan mengikutinya. Endank Soekamti tidak ingin seperti itu. Mereka akan tetap bertahan dan tidak akan menghilangkan idelisme musikalitas yang mereka tanamkan semenjak Endank Soekamti lahir.

Erick mengatakan, Endank Soekamti tidak ingin seperti itu. Endank Soekamti harus realistis. Jika pasar sekarang tidak mau disuguhkan musik rock, maka kita jangan keras kepala mau musik rock. Bikin musik itu gampang, hanya mengarang lirik dan mencari chord musik yang ada. Tapi orang lain tidak suka secara umum dengan apa yang kita buat, sekarang bagaimana kita mengakalinya bagaimana caranya agar band rock masuk ke masyarakat. Itulah yang disebut Erick sebagai musik dewasa. Kita akan puas, ego kita tidak terlalu keluar dan orang lain juga tidak risih dengan karya kita. Itulah karya dewasa menurut Erick.

Endank Soekamti pun tidak takut tersaingi, karena mereka sadar, bahwa band rock itu penjualan albumnya tidak akan pernah terjual lebih dari 100.000 kopi. Inilah salah satu faktor berdirinya perusahaan Endank Soekamti tersebut. Band rock seperti Endank Soekamti mendapatkan penghasilan lebih banyak dari panggung ke panggung. Erick mengatakan bahwa kodrat musik rock memang seperti itu. Musik rock itu musik kecil (penggemarnya sedikit dan musiknya tidak terlalu disukai), tapi akan bertahan lama. Asal sesuai dengan program yang diberikan program yang telah direncanakan dan akan direalisasikan secara bersama-sama.

Endank Soekamti Never Die
Membangun dan mempertahankan Endank Soekamti bukanlah hal yang mudah. Selalu saja ada konflik didalamnya. Namun mereka bisa menyelesaikannya dengan kepala dingin. Komunikasi dan kedewasaan diantara sesama menjadi jalan tengah yang ada. Kalau tidak ada komunikasi yang baik, maka yang terjadi adalah bubar, seperti beberapa band yang akhir-akhir ini vakum dan akhirnya bubar. Kedewasaan untuk memahami dan mengerti antar personil juga penting di dalam suatu band. Personilnya hidup dari bermusik, jadi mereka harus bisa menyelesaikan konflik yang terjadi agar Endank Soekamti sendiri tidak bubar. Adanya keinginan dari dalam diri sendiri untuk kepentingan bersama juga dibutuhkan untuk tetap mempertahankan band dan semua yang ada didalamnya.

Erick menambahkan bahwa Endank Soekamti tidak akan pernah berhenti untuk bermusik. Musik adalah hobi, dari hobi kita dibayar. Itu adalah impian setiap orang. Endank Soekamti telah berkomitmen untuk membangun semua ini yang berawal dari impian kita yang sama. Di Soekamti semuanya bisa didapat. Entah itu materi, persahabatan sampai keluarga. Dulu tidak dikenal oleh orang, sekarang orang mangggil aku harus bayar. Dulu naik motor, sekarang naik mobil. Dulu numpang dari satu rumah ke rumah yang lain, sekarang sudah punya rumah sendiri, canda erick.

Band yang pernah menjadi pembuka Avenged Sevenfold ini sekarang sedang mempersiapkan album keempatnya dengan konsep yang berbeda dari sebelumnya. Satu yang tetap dipertahankan didalam Endank Soekamti adalah TORI. T untuk trust, percaya terhadap sesama yang ada di Endank Soekamti. O untuk organisasi, manajemen harus bagus agar semuanya berjalan dengan baik. R untuk realisasi, apa yang sudah direncanakan harus direalisasikan. Dan I untuk Inovasi, inovasi perlu dilakukan agar Endank Soekamti tidak ditinggal fans. Endank Soekamti perlu membuat sesuatu yang baru, seperti konsep akustik yang sedang dikerjakan oleh Endank Soekamti untuk album ke empatnya. Harapannya, band ini akan selalu tetap hidup, disenangi oleh semua masyarakat dan juga menjadi band yang melegenda.



No comments:

Post a Comment

KLIK