Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika |
Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat untuk mengadakan pengamatan secara terus menerus keadaan lingkungan (atmosfer). Suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati keadaan iklim selama 10 tahun berturut-turut, sehingga akan didapat gambaran umum tentang rerata keadaan iklim suatu tempat. Agar diperoleh hasil pemgamatan yang akurat, maka dibutuhkan persyaratan sebagai berikut :
1. Penempatan lokasi stasiun harus mewakili keadaan lahan yang luas.
2. Masing-masing alat harus dapat memberikan hasil pengukuran parameter cuaca yang absah (tepat dan akurat), sederhana, kuat atau tidak mudah rusak, mudah penggunaan dan perawatannya.
3.
Pengamatan harus dapat dipercaya,
terlatih, dan terampil.
Stasiun meteorologi harus ditempatkan pada daerah terbuka dan representatif (mewakili). Secara umum. Luas daerah terbuka bagi suatu stasiun meteorologi pertanian dengan peralatannya lengkap kira-kira 2-2,5 ha.
Unsur-unsur klimatologi dan cuaca seperti suhu dan kelembaban udara, curah hujan, intensitas penyinaran matahari, kecepatan dan arah angin serta unsur lainnya merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha pertanian. Dan pengukuran besaran-besaran tersebut lazim dilakukan di stasiun-stasiun klimatologi. Cara dan alat ukur di stasiun meteorologi dan klimatologi di Indonesia umumnya masih secara manual, yang hasil kelengkapan dan keakuratan datanya sangat tergantung kepada manusia pencatatnya. Beberapa alat pencatat otomatis buatan pabrik sudah digunakan, tetapi harganya relatif masih mahal.
Pengukuran dan pencatatan tentang iklim/cuaca yang penting dalam pertanian antara lain : curah hujan (jumlah dan intensitas hujan), evaporasi (permukaan tanah dan tanaman), radiasi matahari (lama penyinaran dan intemnsitas penyinaran matahari), kelembaban suhu atau temperatur (udara dan tanah), dan angin (arah dan kecepatan angin). Untuk hal itu dalam stasiun pengamatan atau pengukuran iklim/cuaca bagi pertanian lazimnya mempunyai perlengkapan seperti berikut : shelter (kotak stevenson), termometer suhu maksimum dan minimum, termometer bola basah dan bola kering, termohigrograf, penakar hujan (ombrometer), anemometer, evaporimeter, solarimeter, sunshine duration record dan termometer tanah.
Menurut WMO (World Meteorology Organization) dalam penempatan stasiun klimatologi pertanian diutamakan di stasiun percobaan Agronomi, Hortikultura, Peternakan, Kehutanan, hidrologi, lembaga penelitian tanah, Kebun raya ataupun cagar alam serta daerah yang perubahan cuacanya sering menyebabkan kerugian terhadap produksi pertanian.
Penempatan stasiun klimatologi/meteorology sedapat mungkin memenuhi syarat antara lain :
- Sekeliling luasan terpelihara dengan tanaman penutup (rerumputan atau tanaman yang rendah) sebatas pada pengaruh gerakan angin.
- Disekitar atau dekatnya tidak ada jalan raya (jalan besar)
- Tempatnya pada tanah yang datar.
- Bebas atau jauh dari bangunan dan pohon-pohon besar.
- Letak stasiun jangan terlalu jauh dengan pengamat dan keperluan pengamatan. Hal ini akan lebih baik dalam ketepatan waktu dan kondisi yang dapat dipercaya.
Untuk
mengukur suhu udara digunakanlah
alat pengukur suhu udara yang terdiri atas empat macam yaitu Termometer Biasa,
Termometer Maksimum, Termometer Minimum, Termometer Maksimum-minimum Six
Bellani. Keempat alat ini mempunyai prinsip kerja dengan muai zat cair.
Perbedaannya adalah untuk Termometer Biasa dan Termometer Maksimum menggunakan
muai zat cair air raksa sedangkan untuk Termometer minimum menggunakan muai zat
cair dari alkohol dan untuk Termometer Maksimum-Minimum Six Bellani menggunakan
muai zat cair dari alkohol dan air raksa.
Untuk
mengukur suhu dan kelembaban nisbi udara digunakanlah alat pengukur suhu dan
kelembaban nisbi udara yang terdiri atas dua macam yaitu Termohigrometer dan
Termohigrograf. Kedua alat ini mempunyai prinsip kerja yang sama yaitu dengan
muai dwi-logam dan higroskopis rambut.
Untuk
mengukur suhu tanah digunakanlah alat pengukur suhu tanah yang terdiri atas
enam macam yaitu Termometer Permukaan tanah, Termometer Tanah Selubung Kayu,
Termometer Tanah tipe Bengkok, Termometer Tanah tipe Symons, Stick Termometer
dan Termometer Tanah Maksimum dan Minimum. Keenam alat ini mempunyai prinsip
kerja yang sama yaitu dengan muai zat cair.
Untuk
mengukur temperatur air digunakan alat pengukur temperatur maksimum-minimum air
dengan prinsip kerja dengan muai zat cair.
Untuk
mengukur panjang penyinaran digunakanlah alat pengukur panjang penyinaran yang
terdiri atas dua macam yaitu Solarimeter tipe Yordan dan Solarimeter tipe Compbell-Stokes.
Prinsip kerja kedua alat ini adalah dengan reaksi fotokhemis dan pemfokusan
sinar matahari.
Untuk
mengukur radiasi matahari digunakanlah alat pengukur intensitas radiasi
matahari yang dinamakan Actinograf Dwi-Logam dengan prinsip kerja dengan
menggunakan beda muai logam hitam dan putih.
Untuk
mengukur kecepatan angin digunakanlah alat pengukur kecepatan angin yang
terdiri atas tiga macam alat yaitu Cup Anemometer, Biram Anemometer dan Hand
Anemometer. Prinsip kerja dari Cup Anemometer ddan Biram anemometer adalah sama
yaitu dengan sistem mekanik. Sedangkan untuk Hand Anemometer prinsip kerjanya
adalah dengan sistem GGL induksi.
Sifat-sifat alat-alat meteorologi atau klimatologi pada pokoknya sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian didalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada penempatannya dan para pemakainya.
Alat-alat laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung dari hujan dan debu-debu, angin dan lain sebagainya serta digunakan oleh observer. Dengan demikian sifat alat-alat meteorologi disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para petugas yang menggunakan.
Sifat-sifat itu antara lain :
Yang dimaksud dengan non-recording adalah alat-alat yang harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk memperoleh data, dengan kata lain alat ini tidak bisa mencatat dengan sendirinya.
Alat yang termasuk jenis ini umumnya digunakan dalam meteorologi Synoptik atau penerbangan, misalnya Barometer, Thermometer, Anemometer, dan lain-lain.
Yang bersifat recording dapat mencatat data secara terus menerus sejak pemasangan, sampai penggantian pias yang berikutnya. Dari data yang diperoleh dapat ditentukan harga maksimum dan minimum saat-saat terjadinya.
Alat ini banyak digunakan untuk keperluan pengamatan klimatologi misalnya Barograph, Thermohygrograph, Actinograph, dan lain sebagainya.
Ditinjau dari segi penggunaanya alat meteorologi untuk pengamatan rutin dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
Sensor jenis alat ini kebanyakan terdiri dari Thermocouple, yang mempunyai instruksi yang bermacam-macam seperti Hot Wire Anemometer (=Pengukur angin lemah), Thermocouple Psychrometer (=Pengukur Kelembaban), Ribbon Thermopile (=pengukur Radiasi), dan lain-lain.
Sifat-sifat alat-alat meteorologi atau klimatologi pada pokoknya sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian didalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada penempatannya dan para pemakainya.
Alat-alat laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung dari hujan dan debu-debu, angin dan lain sebagainya serta digunakan oleh observer. Dengan demikian sifat alat-alat meteorologi disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para petugas yang menggunakan.
Sifat-sifat itu antara lain :
- Kuat, agar alat-alat ini dapat tahan terhadap perubahan cuaca serta tahan lama, misalnya sangkar meteorologi dibuat dari bahan yang awet seperti kayu jati atau kayu ulin, dicat, diberi pondasi beton agar tidak dimakan rayap. Pan Evaporimeter dibuat dari bahan anti karat.
- Sederhana, baik bentuk maupun cara penggunaannya. Bentuk sederhana agar mudah dalam hal pemeliharaan dan perbaikan, bisa dilakukan sendiri jika terdapat kerusakan-kerusakan kecil mengingat letak stasiun pengamatan meteorologi dan klimatologi pada umumnya terpencil.
B. JENIS ALAT-ALAT
Ditinjau dari segi cara pembacaanya, alat-alat Meteorologi terbagi menjadi 2 ( dua ) jenis, yaitu bersifat Recording dan non-recording.Yang dimaksud dengan non-recording adalah alat-alat yang harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk memperoleh data, dengan kata lain alat ini tidak bisa mencatat dengan sendirinya.
Alat yang termasuk jenis ini umumnya digunakan dalam meteorologi Synoptik atau penerbangan, misalnya Barometer, Thermometer, Anemometer, dan lain-lain.
Yang bersifat recording dapat mencatat data secara terus menerus sejak pemasangan, sampai penggantian pias yang berikutnya. Dari data yang diperoleh dapat ditentukan harga maksimum dan minimum saat-saat terjadinya.
Alat ini banyak digunakan untuk keperluan pengamatan klimatologi misalnya Barograph, Thermohygrograph, Actinograph, dan lain sebagainya.
Ditinjau dari segi penggunaanya alat meteorologi untuk pengamatan rutin dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
- Alat meteorologi yang dapat digunakan dipermukaan bumi.
Jenis alat ini umumnya terdapat pada stasiun-stasiun meteo Synoptic, meteo pertanian, klimatologi dan maritim. Misalnya : Barometer, Anemometer, Solarimeter, dan lain-lainnya. - Alat meteorologi dipakai untuk pengamatan lapisan udara atas.
Alat ini umumnya terdapat pada stasiun-stasiun meteo synoptic dan penerbangan, yang memerlukan pengamatan Aerologi.
Yang termasuk alat-alat ini misalnya pilot balon dengan menggunakan Theodolite, Radio Sonde, Rawin, dan sebagainya. - Alat meteorologi khusus.
Alat ini banyak dipergunakan dalam penelitian lapangan. Unsur yang diamati sama, tapi dengan menggunakan alat dan metode yang berbeda-beda, disesuaikan dengan maksud dan sifat penelitian itu sendiri.
Sensor jenis alat ini kebanyakan terdiri dari Thermocouple, yang mempunyai instruksi yang bermacam-macam seperti Hot Wire Anemometer (=Pengukur angin lemah), Thermocouple Psychrometer (=Pengukur Kelembaban), Ribbon Thermopile (=pengukur Radiasi), dan lain-lain.
untuk lebih lanjutnya tentang laporan acara 1 silahkan klik disini
semoga bermanfaat bagi sobat2 sekalian
No comments:
Post a Comment