SEMOGA BLOG INI BERMANFAAT BAGI SEMUA PENGUNJUNG

Monday 29 September 2014

Laporan Alat dan Mesin Perkebunan

Alat dan mesin perkebunan adalah berbagai alat dan mesin yang digunakan dalam usaha perkebunan, dan juga berguna untuk mempermudah budidaya serta peningkatan kualitas dan kuantitas hasil perkebunan.
Pengelompokkan penggunaan istilah alat dan mesin perkebunan dapat diketahui dari kriteria-kriteria seperti bentuk mekanisme yang digunakan, tenaga penggerak, dan jumlah prosesnya.  Bentuk mekanisme yang digunakan oleh alat lebih sederhana, sedangkan mesin menggunakan mekanisme yang lebih kompleks.
Tenaga penggerak yang digunakan oleh alat umumnya manual, sedangkan mesin umumnya menggunakan mesin. Jumlah proses yang digunakan oleh alat sedikit, sedangkan mesin menggunakan proses yang banyak.
Alat perkebunan umumnya bersifat tradisional seperti sprayer tipe gendong dan alat penanam benih padi ( transplanter ). Mesin perkebunan umumnya bersifat modern,seperti traktor roda dua ( hand traktor ), traktor beroda besi ( Track Type Tractor ), traktor beroda karet ( wheel type tractor ), traktor beroda empat ( four wheel tractor ) .
Alat dan mesin perkebunan terbagi menjadi dua yaitu, (1).  Alat dan mesin budidaya perkebunan, (2). Alat dan mesin pengolahan hasil perkebunan. Alat dan mesin perkebunan adalah alat dan mesin yang digunakan untuk produksi tanaman perkebunan
Contohnya antara lain, mesin pengolah tanah, mesin tanam, dan sebagainya.
Alat dan mesin pengolahan hasil pertanian adalah alat dan mesin yang digunakan untuk menangani atau mengolah hasil tanaman atau hasil ternak. Contohnya antara lain, mesin pengering, mesin sortasi, dan sebagainya.

Aplikasi Pemupukan



Untuk mendapatkan efisiensi pemupukan yang optimal,pupuk harus di berikan dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tanaman, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu kurang. Bila pupuk di berikan terlalu banyak, larutan tanah akan terlalu pekat sehingga dapat meracuni tanaman, sebaliknya bila terlalu sedikit pengaruh pemupukan pada tanaman tidak akan tampak, pemberian pupuk dalam jumlah yang tepat sehingga di proleh hasil pemupukan yang optimal di sebut dengan dosis pemupukan.
Tingginya dosis pemupukan untuk berbagai tanaman berbeda-beda. Untuk meengetahui dosis yang tepat di perlukan data-data hasil yang percobaan. Pupuk – pupuk yang tidak larut dalam air, harus disebar secara merata dan kemudian di benamkan sedangkan pupuk – pupuk yang mudah larut harus lebih dangkal dibenamkan dari pada pupuk – pupuk yang tidak larut dan kurang mobil ( misalnya posfot – posfot ). Kedudukan garam – garam kalium adalah di antara kedua tersebut kecuali ada kemungkinan terjadi fiksasi K.
Pupuk yang larut dalam dalam air, bagian utama yang tidak di absorpsikan, dibenamkan hanya dangkal – dangkal saja ataupun dibiarkan diatas permukaan tanah, hingga nantinya dapat meresap dengan air hujan. Hal ini sering kali dilakukan pada pemupukan susulan. Tetapi pada garam – garam Na hendaknya diingat bahwa dengan demikian dapat terjadi lapisan kerak, yang kemudian harus dihilangkan lagi. Dalam pemupukan terdapat factor – factor yang mempengaruhi yaitu Tanah yaitu kondisi fisik ( kelerengan, seluk mampan perakaran, retensi lengas dan aerasi ), kondisi kimiawi ( retensi hara tersedia, reaksi senal, bahan organic senal, semakan gara, status dan kandungan hara ), kondisi bio ( pathogen, gulma )
Tanaman yaitu Jenis, umur dan hasil panen yang diharapkan, Pupuk yaitu sifat , mutu, ketersediaan dan harga Iklim yaitu temperatur, curah hujan, panjang penyinaran dan angin
Cara pemupukan adalah pupuk diaplikasikn agar efisien dan efektif. Dalam penentuan cara pemupukan banyak hal – hal yang harus diperhatikan yaitu dosis pupuk, cara pemupukan, saat pemupukan dan jenis pupuk. Mengaplikasikan atau pemberian pupuk terhadap beberapa cara yaitu :
1.    Broadcasting ( Disebar )
Syarat              : - Jarak Tanam rapat
                   - Penakaran bentuk lateral
                   - Jumlah pupuk banyak
Kelebihan        : Hemat tenaga kerja
Kelemahan      : - Kemungkinan fosor terfiksasi tinggi
-   Kemungkinan nitrogen mengalami non fiksasi ( menguap menjdi NH4+ à NH3 gas ) pada musim kemarau.
-   Menyebabkan gulma tumbuh lebar
2.    Placement ( Dengan cara penempatan )
-   Ring placement
Melingkar dibawah tajuk terluar
-   Spot placement
Di buat lubang disisi tanaman.
Tanaman dapat menggunakan pupuk hanya pada perakaran aktif, tetapi sukar menyerap hara dari lapisan tanah yang kering atau mampat. Efisiensi pemupukan dapat di taksir berdasarkan kenaikan bobot kering atau serapan hara terhadap satuan hara yang di tambahkan dalam pupuk tersebut. 

untuk laporan 2 klik DISINI
dan 3 klik DISINI

KLIK