SEMOGA BLOG INI BERMANFAAT BAGI SEMUA PENGUNJUNG

Saturday 1 March 2014

Pengamatan Cuaca Mikro


Iklim mikro merupakan kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat terbatas, tetapi komponen iklim ini penting artinya bagi kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusia, karena kondisi udara pada skala mikro ini yang akan berkontak langsung dan mempengaruhi secara langsung makhluk hidup tersebut. Keadaan unsur-unsur iklim ini akan mempengaruhi tingkah laku dan metabolisme yang berlangsung pada tubuh makhluk hidup, sebaliknya keberadaan makhluk tersebut (terutama tumbuhan) akan pula mempengaruhi keadaan iklim mikro di sekitarnya. Antara makhluk hidup dan udara di sekitarnya akan terjadi saling mempengaruhi satu sama lain (Oktavia, 2009). 
Kondisi iklim mikro bergantung pada beberapa faktor seperti suhu, kelembaban udara, angin, penguapan, dll. Tipe tanah yang ada juga mempengaruhi iklim mikro. Karakteristik permukaan tanah juga penting, tanah dengan warna yang lebih terang lebih memantulkan dan kurang merespon terhadap pemanasan harian. Hal lain yang berpengaruh terhadap iklim mikro adalah kemampuan tanah untuk menyerap atau mempertahankan uap air, yang bergantung pada komposisi tanah dan penggunaannya. Keberadaan vegetasi juga berperan penting untuk mengontrol penguapan air ke udara melalui proses transpirasi. Vegetasi atau tumbuhan bisa juga menutupi tanah di bawahnya dan mempengaruhi perbedaan suhu (Anonim, 2010). Tanaman atau vegetasi secara langsung memberikan pengaruh kepada kondisi iklim mikro yang ada melalui modifikasi radiasi matahari dan suhu tanah. Keberadaan tanaman juga mempengaruhi tingkat evapotranspirasi (Villegas et al., 2010). 

Memodifikasi iklim mikro di sekitar tanaman terutama tanaman hortikultura merupakan suatu usaha yang telah banyak dilakukan agar tanaman yang dibudidayakan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Kelembaban udara dan tanah, suhu udara dan tanah merupakan komponen iklim mikro yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dan masing-masing berkaitan mewujudkan keadaan lingkungan optimal bagi tanaman (Noorhadi, et al., 2003). 
Radiasi dan lama penyinaran matahari merupakan anasir yang terpenting dalam kajian iklim mikro. Jumlah radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi tergantung antara lain kepada konstante matahari dan keadaan atmosfer, sedangkan lama penyinaran matahari yang ditentukan oleh keadaan atmosfer sangat berperan dalam menentukan jumlah radiasi matahari yang sampai permukaan bumi. Ditinjau dari kebutuhan terhadap lama penyinaran matahari, tanaman digolongkan menjadi (Garner dan Alland, 1920 cit. Wisnubroto, 1981): 
1.    Tanaman hari panjang yang memerlukan lama penyinarn lebih dari 14 jam, 
2.    Tanaman hari pendek, memerlukan lama penyinaran kurang dari 10 jam, 
3.    Tanaman hari netral, lama penyinaran antara 10-18 jam, dan 
4.    Tanaman intermedier memerlukan lama penynaran selama 12-14 jam. 
Selain itu, temperatur juga memiliki peran yang sangat penting dalam kajian ini. Temperatur merupakan ukuran kualitas panas atau gatra intensitas energi panas. Unsur ini mudah sekali diukur dan seringkali menjadi faktor pembatas agihan tanaman. Dalam proses fisiologi tanaman ada temperatur terendah dimana aktivitas mulai berjalan, temperatur optimum dimana aktivitas mencapai nisbah tertinggi dan temperatur maksimum dimana aktivitas-aktivitas berhenti. Tiga macam temperatur tersebut dapat disebut sebagai titik kardinal yang variasinya tergantung dengan umur, atau stadia perkembangan tanaman dan tergantung pada jenis tanamannya (Wisnubroto, 1981). 
Anasir iklim yang juga mengendalikan iklim mikro adalah kelembaban udara. Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting jika ditinjau dari segi cuaca dan iklim. Sebagian gas-gas yang menyusun atmosfer yang dekat dengan permukaan laut relatif konstan dari satu tempat ke tempat yang lain, sedangkan uap air merupakan bagian yang tidak konstan, bervariasi antara 0% sampai 5% . Adanya variabilitas kandungan uap air ini dalam udara baik berdasarkan tempat maupun waktu penting karena (Wisnubroto et al., 1983): 
1.    Besarnya jumlah uap air dalam udara merupakan indikator kapasitas potensial atmosfer tentang terjadinya presipitasi, 
2.    Uap air mempunyai sifat menyerap radiasi bumi sehingga ia akan menentukan cepatnya kehilangan panas dari bumi dan dengan sendirinya juga akan mengatur temperatur, dan 
3.    Makin besar jumlah air dalam udara makin besar jumlah energi potensial yang laten tersedia dalam atmosfer dan merupakan sumber terjadinya hujan angin (storm), sehingga dapat menentukan apakah udara itu kekal atau tidak.
 Cuaca adalah keadaan atmosfer pada suatu saat (waktu yang pendek) dan pada tempat tertentu. Sedangkan iklim adalah sintesis atau kesimpulan dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat atau pada suatu wilayah. Karakteristik iklim pada permukaan bumi akan berbeda dari tempat ke tempat.
Tiap tanaman membutuhkan keadaan cuaca dan iklim tertentu untuk dapat tumbuh berkembang dengan baik sehingga didapatkan hasil yang setinggi-tingginya. Iklim merupakan faktor yang dinamis berpengaruh dalam proses kehidupan. Cuaca dan iklim mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam pertanian. Sebab dalam proses pembentukkan hasil pertanian sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan disekitar tanaman tumbuh. Cuaca dan iklim tidak hanya berpengaruh terhadap kegiatan manusia dalam usaha pertanian, tetapi juga dalam hal tempat tinggal, makanan  dan kebudayaan serta dalam aspek kehidupan yang lain.Di Indonesia pengetahuan tentang cuaca dan iklim adalah sangat penting sekali karena sering adanya penyimpangan permulaan musim penghujan sangat mempengaruhi terhadap kegiatan usaha tani di Indonesia. Seperti kondisi suhu (temperatur) udara, curah hujan, pola musim sangat menentukan kecocokan dalam optimalisasi pembudidayaan tanaman pertanian. Selain itu, adanya manfaat-manfaat penting dalam mempelajari iklim yang ada di Indonesia dalam kegiatan pertanian yaitu:    
a.    Pengetahuan hubungan iklim dan pertanian memungkinkan eksplorasi potensi iklim untuk perencaan intensifikasi dan ekstensifikasi produksi.
b.    Sebagai dasar strategi penyusunan rencana dan kebijakan pengelolaaan usaha tani (pola tanam, irigasi, pemupukan, tindakan modifikasi, shelterbelt dan lainnya)
 lebih lengkapnya silahkan di klik disini

semoga bermanfaat bagi sobat2 semua. 

No comments:

Post a Comment

KLIK