Hadits Abud Darda dan Abu Dzar
Radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Allah
Yang Mahaperkasa lagi Mahamulia, dimana Dia berfirman. “Wahai anak Adam,
ruku’lah untuk-Ku empat rakaat di awal siang, niscaya Aku mencukupimu di akhir
siang” [HR Ahmad VI/440 dan 451 dan HR At-Tirmidzi 475]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
‘anhu, dia bercerita, dia berkata :”Tidak ada yang memelihara shalat Dhuha
kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah (Awwaab)”. Dan dia mengatakan,
“Dan ia merupakan shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah (Awwaabin)”.
Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim. [HR Ibnu Khuzaimah (II/228),
Al-Hakim (I/314), Ath-Thabrani (II/279-Majma’ul Bahrain)]
Hadits Anas bin Malik Radhiyallahu
‘anhu : “Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat
Dhuha enam rakaat” [HR At-Tirmidzi 273]
Hadits Ummu Hani, di mana dia
bercerita :”Pada masa pembebasan kota Makkah, dia mendatangi Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau berada di atas tempat tinggi di
Makkah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beranjak menuju tempat mandinya,
lalu Fathimah memasang tabir untuk beliau. Selanjutnya, Fatimah mengambilkan
kain beliau dan menyelimutkannya kepada beliau. Setelah itu, beliau mengerjakan
shalat Dhuha delapan rekaat” [HR Al Bukhari 1176]
Hadits Abud Darda Radhiyallahu
‘anhu, di mana dia bercerita, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda.
“Barangsiapa mengerjakan shalat
Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditetapkan termasuk orang-orang yang lengah.
Barangsiapa shalat empat rakaat, maka dia tetapkan termasuk orang-orang yang
ahli ibadah. Barangsiapa mengerjakan enam rakaat maka akan diberikan kecukupan
pada hari itu. Barangsiapa mengerjakan delapan rakaat, maka Allah menetapkannya
termasuk orang-orang yang tunduk dan patuh. Dan barangsiapa mengerjakan shalat
dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di Surga.
Dan tidaklah satu hari dan tidak juga satu malam, melainkan Allah memiliki
karunia yang danugerahkan kepada hamba-hamba-Nya sebagai sedekah. Dan tidaklah
Allah memberikan karunia kepada seseorang yang lebih baik daripada
mengilhaminya untuk selalu ingat kepada-Nya” Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani.
***
Dan shalat Dhuha yang dikerjakan dua
rakaat dua rakaat, telah ditunjukkan oleh keumuman sabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam :”Shalat malam dan siang itu dua rakaat dua rakaat”
Dan seorang muslim boleh mengerjakan
shalat Dhuha empat rakaat secara bersambungan, sebagaimana layaknya shalat
wajib empat rakaat. Hal itu ditunjukkan oleh kemutlakan lafazh hadits-hadits
mengenai hal tersebut yang telah disampaikan sebelumnya, seperti sabda
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :”Ruku’lah untuk-Ku dari permulaan
siang empat rakaat”. Dan juga seperti sabda beliau :”Barangsiapa mengerjakan
shalat (Dhuha) empat rakaat maka dia ditetapkan termasuk golongan ahli ibadah”
Wallahu a’lam
_________
[Disalin dari kitab Bughyatul Mutathawwi Fii Shalaatit Tathawwu, Edisi Indonesia Meneladani Shalat-Shalat Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Penulis Muhammad bin Umar bin Salim Bazmul, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i]
[Disalin dari kitab Bughyatul Mutathawwi Fii Shalaatit Tathawwu, Edisi Indonesia Meneladani Shalat-Shalat Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Penulis Muhammad bin Umar bin Salim Bazmul, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i]
No comments:
Post a Comment