Tidak akan masuk surga orang yang durhaka kepada orang tua (ibu
bapak), orang yang suka mengungkit-ungkit kebajikan dan orang yang
ketagihan minuman keras.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Tiba-tiba
mendengar perbincangan sangat tidak mengenakkan para istri yang
membeberkan kejelekkan mertua mereka, lewat obrolan mereka tersebut
langsung saya tersentak. Ya Allah kenapa siang tengah bolong begini
harus mendengar obrolan seperti ini. Bersyukur semoga lewat cerita
tersebut bisa mengambil esensi hikmah yaitu ketika nanti menikah tidak
akan pernah menceritakan kejelekkan mertua. Padahal Islam telah
menjelaskan bahwa siapa yang membuka aib seseorang maka siap-siap Allah
akan membuka aib mereka sendiri. “Kemudian bila kamu tidak menyukai
mereka (isteri-isteri kamu), (maka bersabarlah) karena mungkin kamu
tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang
banyak.” (QS. An-Nisa’: 19)
Tulisan ini hadir bukan untuk
membesarkan cerita antara para istri tetapi berharap semoga para pembaca
terutama wanita mengambil hikmah dari tulisan ini. Sungguh merasa miris
dan memprihatinkan, pada mereka yang mengakui sebagai wanita shalihah
tapi kok begitu teganya menceritakan kejelekkan mertua mereka pada orang
lain. Bukankah ketika wanita menikah dengan para laki-laki harus
menerima segala kekurangan tidak hanya kekurangan calon suami tapi juga
kekurangan keluarga (mertua, adik, maupun kakaknya)?. Dan kenapa
kejelekkan mertua harus dipublikasikan ke sembarang orang, sebaiknya
keburukan mertua menjadi bahan renungan. Mungkin bisa jadi mertua tidak
harmonis dengan menantu disebabkan faktor diri sendiri atau bisa jadi
mertua tak sepaham karena belum paham dengan pola pikiran menantunya
atau bisa jadi Allah sedang menguji para wanita untuk meningkatkan lagi
keikhlasan, kesabaran dan ketegaran melalui sikap mertua.
Pada
sahabat yang akan menikah, jangan pernah menceritakan kejelekkan mertua
apalagi berlebihan hingga memburukkan mertua, walau bagaimanapun mereka
tidak menerima kalian, meski sikap mereka menyebalkan, walaupun mereka
selalu menjelekkan kalian, dan walaupun mereka selalu membedakan kalian
dengan menantu yang lain. Terimalah mertua, cintailah mertua, doakan
mereka, dan tanya selalu kabar mereka.
Ketika sahabat diperlakukan
yang tidak enak, hendaknya banyak memohon pada Allah agar mertua segera
berubah dan terbuka hatinya. Yakinlah sahabat ketika kalian sudah
berbuat baik secara maksimal pada mereka tapi tetap mereka tak berubah,
insya Allah kebaikan kalian sudah menjadi pahala dan menjadi pemberat
amal kalian. Aamiin.
Bagi sahabat yang akan menikah, jangan pernah
kita menjelekkan mertua dikhalayak ramai bukankah mereka sudah menjadi
orang tua kita juga. Walaupun kasih sayang mereka tidak seperti orang
tua yang mencintai dengan cara spesial. Ketika sahabat menyakiti hati
mertua sesungguhnya kalian sudah menggores hati suami karena dalam
kehidupan suami ada wanita sangat berharga dalam kehidupan mereka yaitu
istri dan ibunya.
Jika wanita sampai menjelekkan mereka apa beda
kalian dengan wanita lainnya, “Bukankah segala yang terjadi di bumi
Allah, sudah tertulis dilauhul Mahfuzh-Nya”
Betapa indahnya bila
wanita merahasiakan kejelekkan mertua, betapa indahnya membalas
ketidaknyamanan dengan sebuah lantunan doa, betapa indahnya menerima
mereka apa adanya bukan dengan syarat. Jangan sampai keharmonisan antara
menantu dan mertua indah hanya diawal-awal pernikahan tapi semakin lama
keharmonisasian semakin luntur bahkan menghilang. Perlakukan mertua
seperti kita memperlakuan orang tua kita sendiri.
No comments:
Post a Comment