Pernahkah Anda mendengar sistem diet 5-2? Saat ini, di dunia barat telah bekembang suatu sistem diet 5-2, yang berarti, puasa
2 hari dan tidak puasa selama 5 hari. Sistem diet ini terbukti
merupakan sistem diet yang efektif untuk menjaga kesehatan dan
menurunkan asupan kalori. Ketika sistem diet ini baru berkembang, kaum
muslimin telah memiliki format diet 5-2 sejak ratusan tahun lalu melalui
puasa senin-kamis yang merupakan format puasa dua kali dalam seminggu.
Berbagai penelitian mengenai puasa dua kali dalam seminggu ini telah
banyak dilakukan. Hasilnya menemukan bahwa puasa dua kali dalam seminggu
dapat menurunkan risiko berbagai penyakit degeratif dan menimbulkan
efek awet muda. Selain itu masih banyak lagi manfaat puasa di antaranya
adalah dapat menurunkan menurunkan kolestrol (Azizi,2010), stres
oksidatif, memelihara kemampuan mengingat (Collier, 2013), serta
meningkatkan reaktvitas insulin.
Pada saat puasa akan terjadi
peningkatan kadar HDL (Salehi M, Maghub M, 2007 Azizi, 2010). HDL
berguna dalam pengontrolan kadar kolestrol dalam tubuh. karena HDL akan
membantu membuang kolestrol. Puasa menyebabkan berbagai perubahan pada
tubuh, terutama perubahan metabolisme pada tubuh. Selama periode puasa
tubuh tidak memperoleh asupan glukosa yang merupakan bahan utama dalam
metabolisme. Tubuh memasuki waktu puasa setelah 8 jam di mana seluruh
proses pencernaan telah selesai. Pada keadaan normal glukosa akan diubah
menjadi glikogen dalam hati, akan tetapi karena puasa seluruh glukosa
akan digunakan untuk menghasilkan energi (Mahroof, 2012, National Health
service). Setelah semua glukosa habis tubuh akan memulai memetabolisme
lemak untuk menghasilkan energi. Sebelum memasuki oksidasi di dalam sel,
cadangan lemak di adiposa dan hati akan diubah menjadi asam lemak dan
gliserol. Kemudian didistribusikan ke dalam darah untuk selanjutnya di
metabolisme. Pelepasan asam lemak dan gliserol akan mengakibatkan
kolesterol ke dalam darah. Memicu pembentukan HDL oleh hati dan usus
halus yang dilepas ke darah untuk mengangkut kolesterol dan membuangnya.
Puasa
dapat mempertahankan tubuh untuk awet muda lebih lama. Hal ini
dikarenakan puasa dapat menurunkan stress oksidatif yang merupakan
penyebab utama penuaan (Collier,2013). Stress oksidatif adalah kondisi
yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi oksigen reaktif
dengan kemampuan tubuh untuk mendetoksifikasinya atau segera memperbaiki
kerusakan yang ditimbulkannya. Menurut Mahroof (2012) dalam National
Health Service, saat tubuh mencerna lemak maka akan terjadi
detoksifikasi, karena kebanyakan toksin tersimpan dalam lemak akan
dibuang. Sehingga, detoksifikasi akan menurunkan stress oksidatif.
Metabolisme
lemak juga akan membantu tubuh untuk meingkatkan raktivitas insulin.
Resistensi insulin berhubungan dengan overload lipid jangka panjang yang
kemudian diserap oleh jaringan sensitif insulin selain jaringan adiposa
yang disebut ektopik penumpukan lemak (Yki-Järvinen,2002; Karpe,
Dickman, Frayn, 2011). Sehingga akibatnya adalah terjadi penurunan
reaktivitas insulin oleh tubuh (Yki-Järvinen,2002) terhadap glukosa.
Oleh karena itu, ketika puasa di mana tubuh menggunakan lemak untuk
metabolisme menghasilkan energi maka reaktivitas insulin akan naik, dan
terjadi penurunan risiko terhadap diabetes type 2.
Selain itu,
puasa juga akan mempengaruhi fungsi otak dan saraf. Selama periode puasa
10-16 jam, asam lemak keton akan dilepaskan ke dalam aliran darah
karena adanya metabolisme lemak (Mattson,2011, Collier, 2013). Menurut
Matson, keton dapat melindungi memori dan fungsi belajar, serta
memperlambat proses penyakit pada otak (Collier, 2013).
Nah,
sebenarnya masih banyak sekali kebermanfaatan puasa untuk tubuh, yang
kalau dikupas satu-satu akan jadi tulisan yang sangat panjang.
Percayalah, bahwa Allah SWT selalu memberikan manfaat di balik setiap
perintah dan larangan-Nya termasuk dalam sunnahnya. Akan tetapi ada
syarat yang harus kita penuhi, yaitu menjalankannya dengan benar sesuai
ajaran Rasulullah SAW. Salah satunya menjalankan sahur dan berbuka.
No comments:
Post a Comment